Hewan pengganggu pada budidaya semut rangrang berbeda-beda pada setiap lokasi atau lingkungan tempat budidaya berada.
Habitat semut rangrang tersebar hampir ke semua daerah di Indonesia, namun predator atau pengganggu tidak serta merta sama.
Selain topografis tempat tinggal habitat juga berbeda, kondisi budaya juga mempengaruhi pola perlakuan hewan ternak yg tidak sepenuhnya bisa sejalan bersanding dengan semut rangrang.
Pengganggu dan Pemangsa Semut
Karena bentuknya yang kecil, berarti pula ringkih, hampir semua hewan berpotensi menjadi pengganggu.
Tidak harus predator, beberapa hewan tertarik tidak saja pada semut atau krotonya. Makanan dan tempat tinggal semut menarik perhatian hewan ternak di sekitar kita untuk datang dan mengganggu.
1. Unggas Ternak
Unggas seperti burung, ayam, itik, angsa termasuk merpati sangat gemar dengan kroto. Dan hampir semua makanan semut rangrang juga termasuk disukai unggas.
Ulat hongkong, jangkrik, serta serangga lain makanan semut bisa dipastikan akan memancing unggas datang.
Satu hal lagi adalah kegemaran unggas terutama ayam, menaiki apapun yang lebih tinggi untuk bertengger istirahat. Dalam hal ini rak budidaya semut.
Memakan langsung ataupun tidak, semut bisa mati terinjak. Meskipun ayam hanya berniat bertengger, namun tetapada perlawanan dari koloni semut.
Dan dari perlawanan ini akhirnya unggas berontak. Dari pergerakan unggas, tak hanya semut yang luka, namun kebanyakan toples atau media terlempar jatuh ke tanah dan akhirnya semut bubar.
Kericuhan ini lebih parah jika salah satu toples jatuh tepat di sisi rak, berpotensi memancing semut membuat jembatan dan kabur seluruh isi rak.
2. Cicak dan tokek
Hewan ini paling banyak kita jumpai karena memang populasinya berkembang di hunian, baik itu bangunan rumah ataupun kandang.
Termasuk predator semut paling banyak dan perkembangannya cepat. Makanan asli cicak dan tokek adalah serangga,oleh karena itu mereka dibekali insting dan indera perburuan yang peka.
Cicak dan tokek bahkan mempunyai perhitungan tepat periode musim kawin serangga, sehingga mereka bisa kita temukan keluar serempak pada saat prosesi kawin terbang semut rangrang.
Tokek tidak perlu terlalu kita khawatirkan, karena tidak lincah melompat dari sisi luar ke dalam rak. Hanya saja, karena ukuran badannya juga besar, tingkat kerakusannya tinggi.
Hampir mustahil dilawan koloni semut dalam ruang terbuka. Cicak mampu melompat dari tembok ke sisi rak dengan jarak sampai 10cm.
Untuk itu penempatan hendaknya diberi jarak lebih antara rak dengan tembok. Meskipun, cicak makan tidak lebih dari 20 ekor semut dan pada akhirnya juga akan dibantai oleh koloni ketika cicak terlalu kenyang kurang leluasa bergerak.
Untuk koloni kecil kemampuan semut kurang, dan mudah sekali diserang predator melata ini.
3. Katak Darat
Termasuk predator agresif, namun terhambat pergerakan dan cenderung hanya menunggu semut yang turun ke bawah. Tidak terlalu tangkas, namun dengan porsi makan besar, dan populasinya banyak.
Ada beberapa jenis katak darat, dan semua adalah pemakan serangga. Beberapa jenis katak darat mampu melompat ke dalam rak serta mempunyai lidah yang dapat menjulur panjang menangkap semut dari kejauhan.
4. Katak Pohon
Biasa disebut ‘bencok’, katak ini hidup di pepohonan atau tempat yang tinggi di bangunan. Berwarna hijau atau kecoklatan, merupakan pemangsa paling agresif dan sulit dilawan koloni. Kekuatan lompatan bahkan mampu menjangkau lebih dari 1 meter.
Beruntung habitat katak pohon terbanyak hanya di daerah pegunungan,meski tak jarang kita temui di perkotaan atau dataran rendah.
Populasi katak pohon yang kita temui mengganggu rak amatlah jarang. Hanya saja, sulit kita cegah kedatangannya. Kecepatan dan kelihaiannya membuat katak pohon sulit ditangkap.
Bahkan ketika kabur, tak jarang pijakan toples sampai terlempar keluar rak dan mengakibatkan semut berhamburan sampai keluar kandang.
5. Ulat Topi
Larva ‘tonggeret’ atau ‘garengpung’, sering dititipkan ke dalam sarang semut rangrang. Bersifat parasit, hewan ini memakan larva kecil semut.
Meski tak banyak, namun tetap saja mengganggu produktifitas. Pernah kita ulas sebelumnya, penanganannya harus manual, kita ambil langsung.
Ulat topi berbentuk lonjong pipih dan mempunyai tudung punggung rapat ke bidang dan lentur sehingga sulit dimangsa semut.
Kebanyakan kita temui di dalam sarang semut pada habitat pohon di daerah dingin. Meski jarang kita temui di dalam toples, namun sangat disarankan sering memantau keadaan sekitar kandang.
6. Anonimous
Hewan yang satu ini mempunyai bentuk morfologi ulat, dengan kamuflase nyaris menyerupai kepala, badan, serta kaki semut di kedua ujung badannya.
Secara kasat mata menyerupai dua ekor semut rangrang yang saling membelakangi. Sungut dan titik mata pun mirip sekali dengan semut rangrang.
Tidak tahu persis namanya, hewan ini pernah saya temui di sekitar sarang pada habitat pohon. Menilik kamuflase hewan ini, kami menduga bersifat parasit namun lebih ke menipu semut rangrang untuk mendapatkan suapan makanan.
7. Serangga Besar
Seperti belalang, ampal, kwangwung dan seranga besar lain, semut rangrang akan memangsa dan berusaha membunuh dengan kekuatan koloni.
Namun perlawanan serangga besar juga sedikit banyak merusak sarang, tata letak toples atau bahkan menyebabkan semut terluka hingga mati dalam jumlah tertentu.
Serangga besar memang jarang dengan sengaja hinggap ke daerah kekuasaan koloni, namun ketika musim serangga tiba, berarti ledakan populasi tetasan secara serempak, seringkali kita dapati semut rangrang kewalahan mengatasi kericuhan ini.
8. Manusia
Yang satu ini mempunyai nafsu dan tingkat perusak tertinggi tergantung kebijaksanaan, tidak dapat saya ulas…hehe, sekian maturnuwun.